Detail Publikasi Jurnal

0 komentar
Meningkatkan Comunication Skill Melalui Layanan Konseling Grup Dengan Strategi Simulasi
blog
Keterangan & diskripsi gambar

Komunikasi antar individu memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia (Sari, 2017). Menurut pandangan Supratiknya, komunikasi antara individu memiliki beberapa peran penting dalam usaha menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Ini mencakup (1) membantu dalam perkembangan intelektual dan sosial kita, (2) membentuk identitas atau jati diri melalui interaksi komunikasi dengan orang lain, (3) membantu kita memahami realitas sekitar dan menguji kebenaran persepsi serta pemahaman kita dengan sudut pandang dan pemahaman orang lain, dan (4) memiliki dampak besar pada kesehatan mental kita, terutama dalam hubungan dengan tokoh-tokoh signifikan dalam hidup kita. Kenyataannya, dari 36 siswa kelas XI di SMKN 2 Pengasih, 20 di antaranya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar individu. Hal ini tercermin dalam perilaku umum siswa-siswa di sekolah tersebut, terutama di kelas XI.
Dalam konteks yang disebutkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa di SMK Negeri 2 Pengasih melalui penerapan layanan konseling grup. Layanan konseling grup ini dirancang untuk membantu beberapa siswa dalam kelompok mengatasi masalah komunikasi mereka. Teknik simulasi digunakan dalam pelaksanaan layanan ini untuk memberikan rangsangan kepada individu dalam usaha mengatasi kesulitan dalam berkomunikasi antarpribadi. Beberapa aspek keterampilan komunikasi antarpribadi yang ditekankan dalam layanan ini mencakup Keterampilan memberikan tanggapan, keterampilan memberikan informasi, keterampilan memberikan nasihat, keterampilan bertanya, keterampilan merefleksikan, keterampilan menyimpulkan (Solihatin, 2022) (Makka, 2021).
Menyampaikan bagaimana kita merespons atau menanggapi situasi yang tengah kita alami, sambil memberikan konteks mengenai pengalaman masa lalu yang relevan atau berharga untuk memahami respon kita saat ini (Alfazani, 2021) (Dudi, 2017). Menurut Supratiknya, konsep pembukaan diri dapat dilihat dari dua aspek yang saling terkait, yakni kemauan untuk bersikap terbuka terhadap orang lain dan kemampuan untuk menerima keterbukaan dari orang lain. Kedua aspek ini dapat terjadi secara bersamaan, dan jika kedua belah pihak melibatkannya, maka dapat membentuk hubungan yang terbuka antara individu-individu tersebut.

Selengkapnya

jogjabelejar.com


0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

JURNAL LAINNYA